Cerita
China dan sejarah China pada zaman dinasti kaya akan sumber informasi tentang
keluarga pada masyarakat China yang pada saat itu terdapat perbedaan antara
kelas atas dan kelas menengah dalam masyarakat China. Pada zaman feudal
terdapat perbedaan status antara keluarga kerajaan, tokoh terkemuka, dan
masyarakat biasa (para petani). Akan tetapi setelah ajaran Konfusius berkembang,
perbedaan status dalam masyarakat ini pun berubah.
--------------
Sesuai
dengan konsep masyarakat China, istilah keluarga atau unit keluarga dapat
terjadi karena hubungan darah, perkawinan, serta untuk medapatkan harta
kekayaan. Didalam keluarga terdiri dari orang tua dan anak, saudara dan kerabat
dekat yang masih satu marga (sanak famili). Keluarga, sanak famili, dan marga
adalah tiga lingkaran konsentris dalam keluarga. Ada tiga tipe variasi dalam
keluarga yang dapat dibedakan yaitu:
Á Keluarga
dari hubungan perkawinan, dapat juga disebut keluarga dari hubungan biologis,
alami, dan keluarga kecil, yang terdiri dari, suami, istri, dan anak. Selain
itu contoh yang termasuk dalam keluarga ini adalah paman, bibi, keponakan,
kakak atau abang yang belum menikah.
Á
Keluarga
pokok atau keluarga inti, yang terdiri dari suami, istri, anak yang tidak
menikah, dan seorang anak laki-laki yang menikah dengan istri dan anak. Ketika
hanya seorang dari salah satu orang tua yang masih hidup maka ia akan tinggal
dengan anak laki-laki yang tidak mempunyai anak.
Á
Gabungan
keluarga atau yang disebut juga keluarga besar, terdiri dari orang tua, anak
yang belum menikah,anak laki-laki yang sudah menikah (lebih dari satu), istri
dan anak. Terkadang tipe dari keluarga ini mencapai empat sampai lima generasi.
Kepala keluarga dalam keluarga tipe ini adalah ayah dari anak laki-laki yang
sudah menikah.
Keluarga
pokok atau keluarga inti dapat digambarkan sebagai sebuah pembesaran keluarga
(memperbanyak keluarga) atau mengurangi jumlah keluarga besar. Dalam masyarakat
China jarang sekali keluarga inti untuk mengurangi jumlah keluarga besar,
melainkan untuk memperbanyak jumlah keluarga.
Saat
berakhirnya zaman feodalisme Dinasti Chin memaksa para petani untuk hidup dalam
keluarga dari hubungan perkawinan. Langkah ini digunakan pemerintahan Dinasti Chin
untuk melemahkan pengaruh keluarga bangsawan dalam masa Dinasti yang baru. Saat
ajaran Konfusius berkembang pada zaman feodalisme ke birokratis, ajaran ini
tidak terlalu membahas tentang keluarga besar melainkan cara untuk menjalin
hubungan baik antar sesama, misalnya hubungan antara ayah dan anak laki-laki,
suami dan istri, kakak dan adik.
Selain
itu pada zaman Dinasti Han setiap rumah tangga dikenakan wajib pajak. Wajib pajak
ini meliputi seluruh keluarga dalam masyarakat China, bayi tidak termasuk dalam
hitungan pajak dan biasanya dalam setiap keluarga tidak melebihi enam sampai
delapan orang. Ini adalah ukuran rata-rata dari setiap satu keluarga dari
hubungan perkawinan atau keluarga inti.
0 komentar:
Post a Comment