7.2.12

Foot Binding

  No comments    
categories: ,

Foot Binding atau pengikatan kaki adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan yang terjadi pada zaman dahulu di China. Awal mulanya tradisi ini yaitu berasal dari sebuah legenda yang menceritakan tentang selir seorang pangeran yang bernama Yao Niang, ia diperintahkan untuk mengikat kakinya agar terlihat seperti bulan dan pada saat ia berjalan terlihat anggun dengan kakinya yang kecil, sejak saat itu pengikatan kaki menjadi populer terutama dikalangan bangsawan atau masyarakat kalangan menengah keatas. Pengikatan kaki dimulai lebih dari seribu tahun yang lalu yaitu pada masa akhir dinasti Tang (618-907) dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song (960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911).

Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Sebelum melakukan pengikatan kaki, pertama-tama kaki direndam dengan air hangat yang sudah dicampur dengan ramuan tumbuhan dan darah binatang, kemudian melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit, dan kaki dibalut dengan ketat menggunakan kain sutra atau perban sepanjang sepuluh kaki dan lebar dua inchi. Setiap hari pembalut kaki semakin diketatkan dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Setiap dua hari sekali kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dengan air dingin dan panas untuk mengurangi rasa sakit. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang.

Pengikatan kaki sering menyebabkan kecacatan seperti kelumpuhan bahkan kematian pada anak-anak perempuan karena infeksi, namun hal ini telah dianggap normal. Pengikatan kaki juga menyebabkan perempuan sangat sulit berjalan dan sulit untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Hal ini membuat perempuan terpaksa untuk tinggal dirumah dan tidak berguna diluar rumah. Berbeda dengan kalangan menengah kebawah, mereka lebih membutuhkan anak perempuan mereka untuk membantunyaa disawah atau perkebunan, sehingga dengan adanya tradisi ini tampak jelas  status sosial seorang wanita dengan melihat kaki wanita itu.

 Pengikatan kaki kemudian menjadi syarat pernikahan untuk para wanita pada saat itu. Seorang laki-laki yang akan menikahi seorang wanita akan terlebih dahulu melihat contoh sepatu yang disulam sendiri oleh calon mempelai wanita, semakin kecil ukuran sepatu itu maka akan semakin baik. Laki-laki tidak akan menikahi perempuan yang kakinya tidak diikat, hal ini terjadi karena konon katanya selain terlihat cantik, kaki seorang wanita yang diikat akan memiliki tingkat sexualitas yang tinggi , oleh karena itu anak perempuan diharuskan mengikat kakinya supaya dapat dinikahi terutama dengan anak laki-laki dari  kalangan menengah ke atas. Seorang ibu harus mengikat kaki anak perempuannya sebab kalau tidak anak perempuannya hampir pasti tidak dapat menikah seumur hidupnya, selain itu dengan mengikatkan kaki anak perempuannya maka anak perempuan itu akan memiliki masa depan yang lebih baik, dan untuk menaikkan derajat keluarga mereka.

Pada tahun 1895, komunitas anti-pengikatan kaki mulai terbentuk di Shanghai yang kemudian menjalar ke kota-kota lain dan bahkan di luar negeri. Kelompok yang menghindari adat ini hanya bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China. Alasan utama mereka menentang pengikatan kaki adalah penderitaan yang dirasakan oleh wanita seumur hidupnya, kebiasaan mengikat kaki ini telah menyebabkan sekitar satu milyar wanita di China mengalami pengikatan kaki yang menyiksa bahkan tak jarang mengancam nyawa mereka. Mula-mula mereka mulai dengan membuat daftar orang-orang yang tidak akan mengikat kaki anak perempuan mereka dan tidak akan menikahkan anak laki-laki mereka dengan perempuan yang diikat kakinya sehingga para orang tua tidak perlu kuatir anaknya tidak dapat menikah. Hingga akhirnya pada tahun 1911 melalui Revolusi Sun Yat Sen, tradisi pengikatan kaki benar-benar dilarang dengan dikeluarkannya undang-undang tentang pengikatan kaki atau foot binding. Sampai pada tahun 1950-an, hanya tinggal beberapa dusun di Yunnan yang masih terdapat beberapa kaum wanita yang menerapkan tradisi ini.



0 komentar:

Post a Comment